Terima kasih ibu (cm)

 On Jumat, 22 April 2011  

Salam hangat untuk sahabat TERIMA KASIH IBU di Facebook dan di Twitter serta dimana pun berada. Cerita ini ditulis berdasarkan inspirasi dari sebuah "kisah Ibu mata Satu" yang pernah kami posting terlebih dahulu, entah dari mana sumbernya ceritanya yang pasti didalam banyak mengandung arti dan makna, selamilah ia, mudah-mudahan dari kita menjadi sadar dari yang terlupa dulunya.

Sebuah kisah dengan mata memancar penuh kebahagiaan, "bisa saya melihat bayi saya, Dok..?" pinta seorang Ibu yang baru saja melahirkan anak pertamanya.

Begitulah awal dari kisah yang kami tulis kali ini, ketika gendongan itu sudah berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, Ibu itu menahan nafasnya.
Dokter yang menungguinya pun segera berbalik memandang ke arah luar jendela. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah daun telinga..! Tersentak, dug!! Jantung Ibu berdegup keras, entah apa yang dirasakannya dan yang pasti anak lelaki mungil ini adalah rezeki yang dititikan oleh Tuhan.
Namun demikian waktu pun membuktikan, meski tanpa daun telinga, pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu, tetap bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang memang nampak sedikit beda yang tidak tampak seperti teman sepermainannya.

Suatu hari anak lelaki itu berlarian pulang ke rumah dan segera membenamkan wajahnya di pelukan sang Ibu sambil menangis tanpa henti. Ibu itu sungguh bisa ikut merasakan bahwa hidup anak lelakinya pasti penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak sambil berkata,

"Ibu... seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh, masa' anak manusia ndak punya daun telinga..."

Ibunya pun tak bisa berkata apa-apa lagi, hanya tetesan air mata dan belai lembut yang sanggup ia berikan.

Waktu terus berlalu dan tahun pun berganti. Anak lelaki itu sekarang sudah tumbuh dewasa. Meski tanpa daun telinga, ia cukup tampan di balik ketidak-sempurnaannya. Ia pun mulai disukai beberapa teman di sekolahnya. Ia juga berbakat di bidang musik dan menulis. Ingin sekali ia menjadi ketua kelas, namun Ibunya selalu mengingatkan, "bukankah dengan menjadi ketua kelas itu nantinya kamu akan bergaul dengan lebih banyak lagi remaja-remaja yang lain? dan apakah kamu sudah siap dengan segala konsekwensinya, anakku?"
jauh di lubuk hatinya, Ibu itu merasakan terenyuh yang amat sangat.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan daun telinga untuknya.

"Saya yakin saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya"
kata dokter itu.
Kemudian, kedua orang tua itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada anaknya.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah kini saatnya mereka memanggil anak lelakinya,
"Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya untukmu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia"
kata sang ayah.

Alhasil, operasi pun berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun telah lahir. Lelaki tampan dengan bakat musiknya yang hebat dan
kepiawaiannya dalam menulis prosa, puisi dan sajaknya pun mampu merubah dirinya menjadi kejeniusan tersendiri. Ia pun menerima banyak sekali penghargaan. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya,
"Yah, aku harus tahu siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."

Ayahnya menjawab,
"Ayah yakin kamu takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu anakku."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan,
"Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasianya rapat-rapat. Hingga suatu ketika, sebuah berita menyedihkan diterima oleh keluarga tersebut. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu harus menerima kenyataan, berdiri terpaku di depan jenazah ibunya.

Sang Ibu telah berpulang..!!

Dengan sangat perlahan, di sela-sela tetes air matanya, sang ayah membelai lembut rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu lalu berkata lirih pada anaknya,
"Anakku, coba kamu sibakkan rambut Ibumu..."

Anak itupun menuruti apa kata Ayahnya, dengan tangan gemetar, ia menyibakkan rambut Ibunya sehingga tampaklah bahwa ternyata sang ibu tidak memiliki daun telinga lagi. Klak..! Bagai tercekat kerongkongan anak itu bahkan untuk sekedar menelan ludah saja, itu sangat sulit baginya.

"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya,"
bisik sang ayah. "dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan? Kecantikan yang sejati itu tidak terletak pada penampilan tubuh namun ada di dalam hatinya.
Harta karun yang hakiki itu tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat dilihat.
Cinta yang sejati tidak terletak pada �apa yang telah dikerjakan dan diketahui�, tapi pada �apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.�

Anak itupun hanya bisa menangis dan menangis tanpa henti sambil memeluk jasad Ibunya erat-erat,

� TERIMA KASIH IBU� sungguh pengorbananmu adalah mukjizat Tuhan. Sajak melahirkan kata pada cinta yang tak terbalas untukmu Ibu,



Ia
Wanita paling cantik
Wanita paling tangguh
Adalah mahluk Tuhan paling agung dalam ciptaannya

Ibu
Aku tak mampu membalas semua kasih sayangmu
Aku tak mampu memberikan yang terbaik untukmu
Aku tetap tak mampu selalu menjaga dirimu

Kidung Cintamu yang tulus
Sayangmu begitu hangat
Senyum mu begitu indah
Ia adalah kejora,
Karena setiap geriknya benderang sayang
Ia adalah bunga
Selalu berseri, berwarna dan mempesona
Ia adalah surga
Helai nafasnya tidak hanya cinta tetapi juga doa



Terima kasih Ibu atas cinta dan sayangmu yang tulus
Terima kasih Ibu atas hari - hari mu untuk menemaniku
Terima kasih Ibu untuk semua yang tak terbalaskan olehku

TERIMA KASIH IBU KARNA ENGKAU AKU BSA SAMPAI SEKARANG





sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7727939
Terima kasih ibu (cm) 4.5 5 Unknown Jumat, 22 April 2011 Salam hangat untuk sahabat TERIMA KASIH IBU di Facebook dan di Twitter serta dimana pun berada. Cerita ini ditulis berdasarkan inspirasi dar...


Related Post:

  • " TOKO ISTRI "Sebuah toko yg menjual istri baru, dibuka dimana pria dapat memilih wanita untuk dijadikan sebagai seorang istri.Di antara instruksi2 yg ada di pintu masuk, terdpt instruksi yg menunjukkan bgmn aturan main utk masuk toko tsb: "Kamu hny dpt mengunjung… Read More
  • Kisah Nyata Pengorbanan Suami Terhadap Isterinya,terharu gw gan...Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun.Mereka dikaru… Read More
  • Belajar Menerima Kekurangan Pasangan KitaTidak ada manusia yang sempurna. Sebuah kalimat klise, namun sangat mendalam artinya.Manusia yang menuntut kesempurnaan dari sesuatu hanya akan menemukan bahwa dirinya telah menjadi pribadi yang kurang bersyukur. Begitupun dalam kehidupan suami dan i… Read More
  • Cinta Istimewa Untuk Orang Yang Luar BiasaBAI FANG LI adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang se… Read More
  • Arti Sebuah PersahabatanPada dahulu kala hiduplah seekor kura-kura dan seekor burung elang. Walaupun sang kura-kura dan elang jarang bertemu karena sang kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu disemak-semak sedangkan sang elang lebih banyak terbang, namun tidak menghalang… Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar