Keangkuhan berasal dari ketidaktahuan

 On Senin, 09 April 2012  

Para pakar ilmuwan seperti Newton, Einstein dan yang lainnya setelah mencapai puncak ilmu pengetahuan, mereka masih tetap berpikir dengan penuh rasa hormat dan segan terhadap Sang Pencipta dan alam semesta, mereka semuanya bukan hanya memiliki sikap agung, bermurah hati dan lapang dada dalam menerima kritikan dari orang lain, sikap mereka terhadap orang lain juga semakin rendah hati. Sebenarnya orang berpengetahuan tinggi di dunia ini, mereka semua mengerti prinsip untuk bersikap rendah hati terhadap orang lain. Hanya mereka yang buta pengetahuanlah yang bersikap congkak, sombong.

Dalam realita kehidupan, tidak sedikit contoh seperti ini. Menurut cerita, pada abad-19, ada seorang pelukis ternama dari Perancis bernama Elie Delaunay (1828-1891). Suatu saat dia pergi berlibur ke Swiss, setiap hari memikul rak gambarnya pergi ke semua tempat untuk melukis dan membuat sketsa dari alam. Suatu hari ketika dia sedang melukis dengan serius di pinggir danau Jenewa, di sebelahnya datang mendekat tiga orang turis dari Inggris, setelah melihat pada lukisannya, mereka lalu menuding-nuding pada lukisan itu dan mengritik sana sini. Yang satu mengatakan bahwa di sebelah sini kurang bagus, yang lain bilang di bagian yang sana kurang bagus, semua kritikan yang dilontarkan ditampung oleh Delaunay dan satu per satu lukisan itu lalu diperbaiki sesuai kritikan yang diterimanya, dan pada akhirnya dia masih mengucapkan "Terima kasih" kepada mereka bertiga. Keesokannya, Delaunay sedang ada urusan pergi ke tempat lain, di stasiun kereta api, dia berjumpa lagi dengan ketiga orang yang kemarin bertemu di pinggir danau itu, mereka sedang kasak-kusuk mendiskusikan sesuatu. Sejenak kemudian, ketiga orang turis dari Inggris itu juga melihat dia, mereka lalu datang menghampiri Delaunay dan bertanya, "Tuan, kami mendengar kabar bahwa pelukis besar Delaunay sedang berlibur di sini, maka kami bermaksud
mengunjunginya. Tolong tanya apakah Anda tahu dia sekarang berada dimana?". Delaunay berdiri agak membongkok menghadap ke mereka dan menjawab, "Sungguh tidak patut saya menerima segala ini, saya adalah Delaunay." Setelah mendengar ucapan ini, ketiganya menjadi sangat terkejut, teringat ketidak-sopanan mereka kemarin, wajah mereka menjadi merah dan satu persatu pergi meninggalkan tempat itu.

Berbalikan dengan contoh di atas, di Jepang, saya juga pernah menjumpai seorang anak muda yang berparas menawan, tetapi berwatak pongah dan congkak. Walaupun dia lulus dari universitas ternama dan bekerja di sebuah perusahaan yang ternama pula, tetapi beberapa kali, saat diperkenalkan untuk dijodohkan, selalu ditolak oleh pihak perempuan seksi tersebut. Ibunya sangat cemas, karena ingin mengetahui duduk permasalahannya ada dimana, ia lalu mempercayakan saya untuk berdiskusi dengan anak laki-laki-nya itu. Setelah melalui suatu perbincangan dengannya, saya segera mengetahui dan memahami, sebab dari penolakan para perempuan yang diperkenalkan kepada dia. Yaitu dia selalu menganggap dirinya sendiri paling hebat, perkataan yang dilontarkannya penuh dengan kecongkakan dan rasa ingin mengunggulkan diri. Dia tidak mengetahui bahwa kesombongan itu menandakan ketidaktahuan, dengan bualan dan omongan kosong yang hanya ingin untuk mengambil hati perempuan, akhirnya malahan mendatangkan antipati dari para perempuan itu.

Walaupun Anda seorang yang memiliki bakat yang menonjol, jikalau Anda merasa sombong karena memiliki kemampuan, dan tiada henti-hentinya menyombongkan diri, maka kemampuan yang Anda miliki itu hanya bisa membawa kesedihan bagi Anda sendiri. Seseorang yang hanya ingin membual untuk menarik kepercayaan dari orang lain, tidak peduli dia memiliki kemampuan yang sesungguhnya atau tidak, juga tidak peduli dia memiliki kedudukan yang seberapa tinggi, pada akhirnya juga akan mengungkapkan kekurangan dirinya sendiri karena over actingnya itu. Sebaliknya, orang yang sangat berbakat tetapi terlihat bodoh acapkali membawakan kekaguman kepada orang lain, orang yang sopan dan rendah hati selalu akan membuat orang lain memuji dan menaruh hormat, dan orang yang congkak dan pongah, oleh karena ketidak-tahuannya mudah menjadi bahan tertawaan orang di seluruh dunia.
Keangkuhan berasal dari ketidaktahuan 4.5 5 Unknown Senin, 09 April 2012 Para pakar ilmuwan seperti Newton, Einstein dan yang lainnya setelah mencapai puncak ilmu pengetahuan, mereka masih tetap berpikir dengan pe...


Related Post:

  • Ketulusan tak Melihat Warna Kulit Isu rasial di Amerika tahun 60-an masih sensitif. Kulit putih dan kulit berwarna tidak bisa berbaur seperti sekarang. Namun, cerita berikut ini cukup mengharukan. Suatu hari di tahun 1965. Hujan turun dengan derasnya, sebentar lagi tengah malam. … Read More
  • Pelajaran Hidup Dari Kisah Seorang Pembuat Jam dan JamSeorang pembuat jam berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. �Hai jam, sanggupkah kamu berdetak 31.104.000 kali selama setahun?� �Ha?! Sebanyak itukah?!� kata jam terperanjat, �Aku tidak akan sanggup!��Ya sudah, bagaimana kalau 86.400 kali saja da… Read More
  • Renungan Menghargai Kekurangan Diri SendiriSeorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak selalu … Read More
  • [Renungan] Beda Orang Jepang dengan Indo di Berbagai SituasiMau tau bedanya situasi & kondisi dalam berbagai situasi di Indonesia sama Jepang? Ini dia sebagian dari hasil riset saya, alias hasil celingak-celinguk kiri-kanan, atas-bawah, depan-belakang pengamatan saya ngeliatin tingkah orang Jepang dan … Read More
  • Kisah Renungan Pemuda Yang Mencari Tuhan Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda i… Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar